Selasa, 15 November 2016

Puisi Malam #1

surga duniawi menyambut hari...
berglora jiwa menyongsong pagi...
tak lagi merasa sendiri...
ku temukan duniaku di dalam benakmu...

setelah bertemu ku rasakan suatu yang baru...
yang merasuk ke dalam hatiku...
menembus hasratku...

hadirmu kan selalu ku tunggu...
menanti saat kita kan berpeluk lagi...
setelah berjuang atas hidup ini...
kan ku pegang erat tanganmu...

senyummu...
tawamu...
indahmu...
adalah kerinduanku yang dalam...
seperti juga perasaanmu yang tulus...
Menghidupi sisi hati yang telah lama mati...

seperti malam yang menjaga siang...
seperti gelap yang menjaga terang...
seperti masa depan yang kita perjuangkan...

Fahmy Yusuf
3 nov 2016

Puisi Malam #2

biarlah malam dan bulan semakin mesra
mereka kekal bersama nasibnya
keduanya selalu menunggu satu sama lain...
bulan selalu berjuang dalam memenuhi sisi gelap cakrawala...
dan malam selalu setia menunggu hadirnya bulan..
menghabiskan waktu bersama...

begitu juga cinta kita sayang...
akan terus mencari kebersamaan...
tidak akan reda dalam perbedaan...
sejauh apapun itu..
kita akan selalu menumpahkan kerinduan yang dalam..
ada harapan dan doa disetiap ratusan malam yang terpisah..

Fahmy yusuf
senin, 14 nov 2016

23.04 WIB

Puisi malam #3

Puisi menasbihkan makna yang tersirat dalam yang tersurat...
Cinta meleburkan rasa yang menggelora di dalam jiwa...
Sehingga Kata kata indah meluap dalam sajak yang kau baca...

Aku rindu menyelam dalam kefanaan cinta muda yang bergelora..
Berbicara soal rutinitas hidup yang jadi menyenangkan bersama kesukarannya...
Selamat tidur sayang...
 
Hidupkan lah mimpi mu dalam keyakinan menjalaninya...
Bukankah dalam pertanyaan selalu ada jawaban yang kita cari?
Bukankan dalam kesukaran ada jalan yang kita nanti?
 
Aku bersama mu sayang...
Sampai berhenti mataku tuk terpejam lagi dalam pelukmu...

Fahmy Yusuf 15 nov 2016
23:54

Rabu, 09 November 2016

Kedewasaan dalam Berdemokrasi


Saya kira apa yang terjadi di Indonesia tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Amerika belakangan ini, Nyatanya negara yang kita anggap sudah dewasa dalam berdemokrasi itu juga seperti anak-anak yang sedang menjagokan superhero-nya. Terjadi aksi besar-besaran di sebagian wilayah AS hari ini setelah Trump resmi memenangkan pilpres. Tak sedikit masyarakat terutama mahasiswa AS yang menolak Trump. Harusnya perbedaan pandangan politik dianggap wajar dan tidak akan sampai membuat gaduh masyarakat yang katanya sudah civilized itu.



Hari ini pula dunia pun dibikin heran dengan kemenangan Trump yang dinilai nekat, rasis, dan konservatif. Berbeda dengan Hillary yang dianggap moderat, toleran dan cakap selama belasan tahun bermain di white house. Namun tampaknya masyarakat AS sedang risau juga dengan partai pemerintah terdahulu, yang mungkin dinilai terlalu asyik di zona nyaman sehingga tidak mawas terhadap dinamika dunia yang semakin bergejolak (rising of china, ISIS, dll). Disisi lain sebagian masyarakat (pendukung demokrat) sedang asyik menikmati kedamaian setelah rezim pemerintahan Bush. Bisa diamati bahwa kemenangan D. Trump ini sedikit banyak menunjukan bahwa masyarakat Amerika saat ini cenderung butuh sosok yang pandai beretorika dan progresif, bisa pula masyarakat jenuh dengan dua periode partai demokrat kemarin yang biasa-biasa saja. Walaupun pilihan itu mungkin nantinya berpotensi sebagai sekat-sekat horisontal di masyarakat AS, dan tidak menutup kemungkinan politik aphatheid berjalan seperti berabad silam.

Sebagai penutup saya melihat bahwa dalam berdemokrasi, dimana suara mayoritas adalah suara Tuhan, disana pula ada suatu harga yang harus di bayar dengan kekecewaan yang mendalam bagi pihak lainnya. Karena di dunia ini keadilan adalah semu, dan tergantung sejauh mana kita memaknainya.

Dinilai Pro-Ahok dan masalah toleransi

Rasanya lucu sekali dengan teman-teman, bahkan keluarga yang menganggap saya ini pro ahok dan tidak cinta dengan agama sendiri. Saya hanya ingin berpendapat, jika memang ahok bersalah silahkan saja di proses hukum. Malahan saya menyarankan agar kasus-kasus lain bisa diusut juga sampai tuntas yaitu masalah suap reklamasi yang saat ini proses hukumnya malah dihentikan kalau saya baca di majalah tempo saban hari. Kalau memang tidak terbukti kita sebagai warga jakarta harus mendukung dan mengawasi program-program dan kebijakannya. Yang saya sangat kecewa adalah munculnya provokasi sentimentil terhadap masyarakat keturunan tionghoa dan non-muslim, ini yang berpotensi sebagai konflik. Jelas hal ini bukan suatu hal yang subtansial untuk dipermasalahkan. Masih banyak masalah yang harus di kelola dengan baik seperti pembangunan, pangan, dan energi.
 
 

Kita pun harus jujur mengatakan saat ini sebagian masyarakat memang masih sulit menerima perbedaan, baik itu pandangan politik maupun pandangan keyakinan. Yang perlu kita sadari adalah hidup ini akan kaya dan berwarna jika ada perbedaan. Perbedaan merupakan bagian tidak terpisah dari realitas kehidupan. Perbedaan bisa menjadi potensi, bisa juga
menjadi persoalan. Menjadi potensi jika dipahami secara baik dan dikelola secara konstruktif agar semakin memperkaya makna hidup. Memang bukan hal mudah untuk melakukannya, tetapi harus disadari betapa indahnya persaudaraan dalam keragaman. Akan rumit kondisinya jika perbedaan dipaksa untuk sama persisdalam segala hal.

Menurut Nurcholish Madjid, toleransi dalam agama Islam merupakan sesuatu yang mendasar. Toleransi dapat menumbuhkembangkan kesadaran dialogis manusia yang memiliki pemahaman dan keterbukaan. Toleransi akan menciptakan civil society yang kuat. Hal ini sesuai dengan pluralisme masyarakat Indonesia. Sikap ignorant dan intoleran hanya akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang lemah karena mudah di provokasi dan di pancing dalam permusuhaan sesama umat beragama.