Rabu, 03 Oktober 2012

Politik Praktis dan Independensi Mahasiswa

untuk teman-teman ku di UI ...

mahasiswa adalah ujung tombak pergerakan rakyat disaat pemerintah tidak lagi peduli , adalah sinar harapan di kala kegelapan datang ...

kita tahu seberapa penting peran mahasiswa dalam mengoreksi jalannya sebuah kehidupan bernegara .
kita tahu bagaimana mahasiswa harusnya bersikap ketika kebijakan tidak lagi berpihak pada yang berhak .
....

Soe Hok-Gie dalam catatan hariannya selalu resah terhadap nasib kaum kecil yang terlupakan , tergerus arus perpolitikan yang makin hari makin kelihatan kepentingannya . Bahkan ketika dia berhasil menjadi salah satu pihak yang menggulingkan kekuasaan Orde Lama yang bercorak absolutisme itu , dia tidak begitu saja puas atas hasil yang dicapai mahasiswa dalam pergerakannya , sesungguhnya perjuangan yang sebenernya baru akan dimulai , dia adalah tokoh pertama yang berani menentang kedzaliman Orde Baru yang dengan sepihak melakukan pembantaian besar-besaran kepada lebih dari 500 ribu jiwa , bahkan jutaan nyawa yang boleh jadi diantaranya tidak ada kaitannya dengan peristiwa G30S PKI .

Soe juga tidak memadu kasih dengan penguasa Orde baru dan terjun kedalam ranah politik praktis seperti mahasiswa-mahasiswa oportunis lain yang kehilangan idealismenya ketika bertemu dengan jabatan dan penghormatan .

Dia menunjulkan seberapa penting kenetralan mahasiswa dalam pengoreksi jalannya sebuah sistem pemerintahan , bahwasanya ini adalah tugas para politikus profesional yang bisa membangun bangsa ini kearah yang lebih baik , naas sampai sekarang harapan Soe terhadap kesejahteraan rakyat kecil dan keadilan belum terwujud sepenuhnya .

..

itu tadi mahasiswa tahun 60an dari FS UI , yang tidurnya tak nyenyak bila memikirkan nasib bangsanya esok hari . yang tidak bisa tenang melihat orang-orang tertindas makin tergilas .

Bagaimana dengan mahasiswa dewasa ini ??

kita tahu bahwa mahasiswa saat ini memang sudah tidak melulu bicara soal keadilan tentang negaranya , sudah tidak melulu bicara " bagaimana membawa keluar bangsa ini dari kegelapan" .
tapi pergerakan masih belum sepenuhnya mati , masih ada jiwa-jiwa seorang akademisi muda yang terketuk hatinya bila kebijakan tak memihak kepentingan rakyat bawah .

namun dewasa ini tidak mudah menjadi seorang demonstran sekaliber Gie , Arief budiman dkk  . Apalagi kalau bukan beban akademis yang mengikat dengan segudang tugas yang menumpuk , kalau dulu boleh jadi mahasiswa lulus sarjana muda 7 tahun 9 tahun bukan masalah yang berarti , "kalau sekarang ?". sama saja cari mati . aku menemui mindset mahasiswa umumnya ingin cepat selesai kuliah , lalu cari kerja . kalau bisa sih PNS syukur-syukur . itu kata mereka , yang mungkin parameter kesuksesan hidupnya masih materi .

adapun mahasiswa yang diarahkan oleh sekelompok kalangan tertentu tanpa disadarinya , sedang menjadi sapi yang diarahkan untuk membajak sebuah kepentingan . bahkan beberapa partai acap kali merekrut mahasiswa dengan berbagai naungan dari organisasi sampai masuk parpol tersebut .

saya kira tidak ada masalah bila kita berpihak pada parpol tertentu yang sekiranya selaras dengan ideologi yang mereka bawa , bukan sekedar janji manis dan bualan belaka .  tapi itu ketika kita sudah menanggalkan jaket alamamater kebanggaan kita , jaket yang senantiasa memperhatikan nasib orang-orang yang terpinggirkan , jaket yang me Warning kan pemerintah bila lupa .

mahasiswa mesti berpihak pada rakyat sampai kapan pun juga

Namun selama kita masih sebagai kaum yang tercerahkan pikirannya , kita memiliki tanggung jawab kepada negara ini sebagaimana Tri Dharma perguruan tinggi telah menuntun kita kepada kebanaran. dan hal ini tentunya harus dibarengi dengan sikap ketidak berpihakkan kita pada penguasa manapun , yang membawa kepentingan yang boleh jadi dikemas sedemikian rupa . terlebih dewasa ini mahasiswa tidak sekredibel mahasiswa dulu yang benar-benar merasakan pahitnya terjajah . Soekarno pernah sekali berujar bahwa beliau menakutkan bangsanya akan terjajah bangsa sendiri . dan hal itu terbukti di kemudian hari yang kita rasakan kini . dimana tidak terpenuhinya hak kaum miskin , penguasa lalim yang kebal hukum , sistem yang longgar , selonggar lubang hati mereka yang tergelapkan matahatinya untuk makan hak orang lain .

entah harus berapa kali harus terjadi revolusi di negara ini , sampai benar-benar tercipta sebuah sistem ketatanegaraan yang bisa mewakili semua kalangan di negara ini . sampai benar-benar tercipta sebuah hukum yang tidak goyah dari serangan oknum-oknum rakus yang kebal dari apapun .hingga terciptanya sebuah semangat kejayaan dan kebanggaan sebagai masyarakat Indoesia sepenuhnya .

politik kampus mestinya membangun dan berdasar , bukan saling menjatuhkan ketika memiliki tujuan yang sama .mungkin teori yang muncul di pikiran ku saat ini adalah pergerakan boleh saja berbeda ,  namun tujuan harus lah jelas. bukan kah kita sebagai mahasiswa memang harus belajar dan melihat masalah secara holistik ??

aku memang bukan seorang aktivis maupun demonstran , namun aku mencoba melihat kondisi ini secara jernih apa yang sebenarnya terjadi di kalangan mahasiswa dewasa ini .

semoga saja tonggak estafet perubahan ini tidak mati begitu saja terbawa waktu ...
semoga idealisme kita , setidaknya matahati kita masih berkata pada hal yang benar , dan semoga kita masih bisa mengatakan hitam adalah hitam , putih adalah putih ..

semogaaa.....


fahmy yusuf

23.20 03/10/2012

.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar