Rabu, 18 Desember 2013

Pesan

Malam ini kudapati lagi kecemburuan itu, diatas keirian hidup yang semu...
Diantara cerita cinta yang kita tertawai, Diantara kebohongan nurani yang kita jamahi...
Kutemukan lagi keresahan ini, Kurasakan lagi sisi hati yang mati...
Kebodohan ini tak kan terulang sayangku...

Remah-remah waktu yang kita bagi seolah obat dahaga bagi kehampaan semua..
Bicara soal ideologi dan sejarah yang kelam selalu menjadi hal yang menarik..
Begitupun rasa ini sayang ku..
Tak kan pernah menarik bila tiada senyum mu..

Hari ini ku lihat lagi wajah mu yang muram..
Air mata yang jatuh ..
Suara yang samar..
 Kepedihanmu sungguh mendalam sayang..

Tak perlu lagi kau sakiti..
Ku titipkan sisa hatiku pada mu..
Diantara bintang-bintang yang mendekat ku sampaikan pesan ku ini..
Agar kau mendengar selalu suara ku bicara pada mu..
Hidup bersama kumpulan ingatan lama..
Ketika kita masih terjaga di hari-hari yang tak terbaca..

Selasa, 17 Desember 2013

Aku

aku adalah aku.
aku adalah sebuah ciptaan pada akhir abad 20.
aku adalah sebuah kenyataan yang tak terhindarkan.
aku adalah cinta yang tersampaikan.
aku adalah relung-relung kehidupan dunia.
aku adalah hasrat yang terpendam.
aku adalah jiwa yang memaksa.
aku adalah kesunyian malam.
aku adalah penembus dimensi kefanaan.
aku adalah mata yang membiuskan.
aku adalah kegelisahan senja.
aku adalah sinar harapan pagi.
aku adalah gejolak perlawanan.
aku adalah kesadaran diri.
aku adalah nafas yang menggebu.
aku adalah kasih yang membagi.
aku adalah sayang yang mesra.
aku adalah romantika kemanusiaan.
aku adalah dinamika pertentangan.
aku adalah sebuah tanya.

Senin, 18 November 2013

Selera musik dari tahun ke tahun

Tentunya setiap orang memiliki selera musik yang berbeda-beda, dengan seniman yang berbeda-beda pula. Saya meyakini selera musik mempengaruhi bagaimana orang itu bersosialisasi dengan orang lain, berdampak langsung kepada gaya hidup, motivasi dan pemikiran. Berikut adalah kronik musik yang mempengaruhi saya dari tahun ke tahun. sebenarnya sewaktu kecil saya tidak begitu suka mendengar musik , namun lebih banyak karena diputar di tv dan keluarga di rumah suka memutar lagu-lagu itu.

  • 1991-1992 (masa di dalam kandungan) : mama sudah mendengarkan musik klasik , lagu-lagu romansa barat era 60's-80's jadi saya ikut mendengar di dalam perut.
  • 1992-1996 : musik 80's dan awal 90's , lagu-lagu Michael Jackson ,Bee Gees,  Rod Stewart, MLTR, Queen, Eric Clapton , lagu barat populer tahun-tahun itu. namun saya baru tahu judul lagu-lagunya setelah umur belasan tahun. Sampai saat ini masih suka memutar lagu-lagu era ini. seperti nothings gonna change my love, more than words, paint my love, Sleeping child, how deep is your love. dll
  • 1996-1998 : musik lokal seperti Chrisye, Dewa 19 (ari lasso), Potret , Stinky.
  • 1998-2004 : sewaktu SD musik Iepang lebih mendominasi , OST anime dari Samurai X , Digimon , Inuyasha, Conan, One Piece dan banyak lagi. Lagu lokalnya banyak dari Sheila on 7. Saat SD sudah suka sekali lagu-lagu Jepang karena pertanda anime yang ditunggu segera mulai. lainnya adalah lagu-lagu Dewa 19 era awal bergabungnya Once, musik barat Westlife dimana pertama kali menghapal lyric dalam bahasa inggris. Lagu china ada album F4 meteor rain , hampir hapal satu album karena easy listening musiknya, contoh : Qing fe dei yi gampang hapalnya.
  • 2004-2007 : Saat SMP lagu anime tetap menjadi favorite, seperti kehadiran Naruto , tapi industri musik lokal sedang bagus-bagusnya pada saat itu album Heaven of Love Ada Band, Bintang di Surga Peterpan, Laskar Cinta Dewa 19 (Once), Ari Lasso dll . Selera pasar pada saat itu jadi bagus karena masih ada MTV ampuh, musik Indonesia belum bernuansa alay dan asal-asalan. Terbukti dengan kehadiran band-band seperti Kerispatih, J-Rock, Samsons di tahun berikutnya. Musik barat banyak sekali , salah satu yang dominan adalah album songs about Jane by Maroon 5
  • 2007-2009 : masih lagu-lagu lokal cukup mendominasi namun keluar dari segmen pop rock ke arah musik progresif seperti Netral , Slank, Ramones, deep purple dll . Tahun ini mulai mengenal musik Queen semua album Queen . Kemudian disusul mengenal Beatles, semua musik Beatles di playlist setiap hari .
  • 2010-2012 : masih Queen dan Beatles mendominasi keseharian, disusul album-album Oasis, Franz Ferdinan, The cure, The Cardigans, A-ha , Artic Monkey, Paramore dll . Di kampus jadi suka OST Gie , Payung Teduh. Kemudian mulai mencari kembali musik-musik era 60an-80an yang belum sempat dapat.
  •  2013 : Frank Sinatra, ella fitzgerald , michael buble. Saat ini sedang menggandrungi musik dari Jamiroquai semua albumnya , utamanya album terakhirnya Rock, Dust, Light , Star , musik Acid Jazz nya itu kaya rasa. bikin mood booster. nanti di update lagi deh. 
Kira-kira seperti itu musik yang saya gemari dari dulu sampai sekarang , saya suka Rock n roll sampai acid jazz , tapi tidak suka musik Trash, heavy metal, dan juga dangdut , hehe sekian dulu aah ..

Selasa, 12 November 2013

Seakan Jomblo adalah Sebuah Aib

         Kali ini gue mau mengkritik mindset anak-anak muda jaman sekarang, dimana kalo seseorang belum memiliki pasangan pra married atau masih single akrab ditelinga kita saat ini adalah kata jomblo. Ada yang mengaitkan kalau perbedaan single dengan jomblo adalah jomblo adalah sebuah kondisi yang dimana seseorang sulit mendapatkan pasangan atau gak pacaran, sungguh mengenaskan bagi mereka, namun single adalah sebuah pilihan.
          Analogi yang berkembang saat ini adalah sebagaimana dewasa ini kemajuan teknologi dan sarana komunikasi semakin canggih maka akan mudah menjalin suatu bentuk komunikasi yang intim dengan lawan jenis. Berbeda dengan jaman dulu yang mesti menggunakan surat atau menggunakan jasa mak comblang untuk menyampaikan pesan kepada seseorang yang dianggap spesial. Hal itu kini sudah sangat usang, tetapi cerita-cerita orang tua kita mengisyaratkan bahwa pada masa itu romansa yang tercipta justru semakin terbangun sehingga hubungan yang terjadi lebih memiliki nilai estetika ketimbang cerita pada anak muda hari ini.
          Manusia dibentuk oleh budaya yang ada, budaya yang ada di bentuk oleh gaya hidup. Tak heran jika manusia sekarang khususnya di Indonesia memiliki selera yang buruk dengan persoalan percintaan. Pasalnya mereka terlalu memaksakan hal yang tabu menjadi sebuah konsumsi yang lumrah, coba pikirkan bagaimana saluran televisi lokal kita menghadirkan tayangan yang tak layak konsumsi publik, peranan kementrian penerangan rupanya mesti dipertanyakan. Lihat saja anak kecil yang nyanyi gak karuan soal cinta. Mereka dewasa bukan pada waktunya. Mereka mengikuti tren yang berkembang dimana pikiran mereka yang kecil meniru orang dewasa. Dalam ilmu sosiologi masa mereka masih dalam fase imitate stage. Mereka hanya mau meniru dan belum sanggup berfikir secara kritis apa yang sebenarnya terjadi pada mindset lingkungan mereka. Orang tua mereka juga mempersenjatai mereka dengan gadget canggih yang kadang useless untuk anak seumuran mereka. Tidak jarang gue lihat anak kecil setingkat SD atau SMP sudah menggenggam handphone yang nominalnya diatas 5juta. Bagi orang tua mereka memfasilitasi anak dengan mewah adalah prestige semata.
           Tak hanya dikalangan anak kecil yang kena imbasnya, bagi anak remaja lebih parah lagi. Mereka yang menjalin hubungan kita biasa sebut  (pacaran) sudah banyak melakukan hal yang tak layak. Kasus-kasus aneh mulai bermunculan di berita-berita nasional. Pola yang seperti ini melemahkan kaum muda agar kesadaran mereka akan eksistensi mereka bagi negara dan bangsa atau setidaknya bagi orang lain mereka abaikan.
           Tak sedikit wanita yang buru-buru ingin memiliki lelaki demi momok jomblonya menghilang, karena di intimidasi oleh kawannya yang sudah memiliki pasangan. Dan tak sedikit lelaki yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mempermainkan hati si wanita tadi. Dalam hukum ekonomi juga berlaku rupanya, dimana supply and demand tak lagi seimbang maka permainan pasar akan memegang peranan penting. Begitulah kira-kira.
        Yang perlu gue ingatkan disini adalah bahwasanya pacaran itu tidak menjamin apapun selain mengenal seseorang dengan lebih mendalam , terkadang lebih membabi buta dari mengenal orang biasa dengan menempatkannya pada prioritas utama, bahkan yang miris terkadang lebih dari diri sendiri dan keluarga. Bagi kaum wanita seharusnya lebih hati-hati karena lelaki yang baik di depan mu bisa merusak mu dengan seketika ketika kamu rela berkorban apa saja untuknya.Banyak hal yang bisa kalian bagi untuk sesama ketimbang dengan satu orang saja. Nikmatilah masa jomblo kalian dengan melakukan hal yang produktif , hajar semua passion kalian. Nikmatilah sebelum waktunya kalian dipertemukan dengan kekasih sejati kalian yang menemani kalian di umur 60 tahun , ketika kalian mungkin sulit melihat cahaya matahari .


        Akhir kata gue ingin menyampaikan pesan ..

Bahagialah kalian yang mau berbagi
Bersedihlah kalian pada tempatnya
Cintai lah sewajarnya
Benci lah sekedarnya
Bersyukurlah , 
Nikmatilah hidup ini .....
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung .. aamiin


Senin, 30 September 2013

Mengenang G30S

Nelson Mandela pernah mengatakan We Can Forgive but Not Forget.

Dalam sebuah peristiwa sejarah, banyak hal yang mewarnai perjalanannya hingga dapat dipahami oleh manusia di zaman selanjutnya. Seperti interpretasi atas cerita yang boleh jadi ditulis oleh pemenang atau penguasa. Namun sejarah tetaplah sejarah, waktu akan menilai sejauh mana kebenaran atas kisah itu sendiri. Pada hari ini tertanggal 30 september 2013 ingatan kita mengarah pada suatu peristiwa paling mengerikan dalam sejarah bangsa ini yang terjadi berpuluh tahun lalu.

G30S atau Gestok atau Gestapu juga masih belum selesai untuk dibahas sampai pada hari ini, dimana suatu usaha kup yang ditujukan kepada Jendral TNI AD pada saat itu berakhir dengan pembantaian ratusan ribu orang yang diduga PKI.  Bila kita cermati lebih mendalam usaha ini seolah sebuah usaha yang perencanaannya prematur. Karena resiko kegagalan yang tinggi diimbangi dengan misi yang dihasilkan sangat tidak berimbang. Memang pada saat itu PKI sangat dibenci banyak kalangan terutama kaum Nahdiyin yang seringkali bersebrangan bahkan dianiaya oleh golongan PKI garis keras.

Konflik horizontal mewarnai sejarah panjang bangsa ini dengan keunikannya tersendiri, pasca kegagalan G30S banyak terjadi diskriminasi sosial di wilayah Jawa. Tidak sedikit dari mereka yang tidak bersalah menjadi korban fitnah dan pembunuhan masal, hal ini harus dibayar mahal oleh bangsa ini dengan tidak menutup buku atas permasalahan ini. Tentunya kita tidak ingin hal ini terulang kembali, menimbang masyarakat Indonesia masih banyak yang mudah terprovokasi dan sering kali tidak berfikir jernih sebelum bertindak. Dalam film dokumenter berjudul Jagal kita dapat menyaksikan bagaimana bengisnya manusia yang mengaku beragama menyiksa orang yang dituduhnya sebagai PKI dengan sangat bangga, jelas hal ini jauh dari rasa kemanusiaan. Terlepas dari identitas orang PKI atau bukan, tidak dibenarkan masyarakat melakukan peradilan sendiri tanpa melalui proses hukum. Pada saat itu Soeharto berpidato sebagaimana pemegang surat sakti Supersemar, yang mana bermaksud bahwa pembantaian itu menjadi hal yang wajar. Wajah Orde Baru digariskan sebagaimana kebencian memulai rezimnya yang sarat akan pelanggaran HAM. Pada akhirnya kita harus sedikit dewasa dalam mencermati peristiwa itu, sudah seharusnya kita mendoakan mereka yang menjadi korban atas masalah ini, sehingga kedepan kita bisa lebih menghargai nyawa manusia yang tidak bisa tergantikan oleh apapun, apalagi hanya sebatas kekuasaan semu yang sekali waktu akan habis masanya.

Rabu, 18 September 2013

Lelaki di Seberang Jalan

sore ini ku rasa kan langkahku mulai goyah
tanpa pijakan yang kuat , ku coba bertahan dalam kegamangan
ku soroti jalanan dengan muka pucat pasi

seakan langit kan menarikku tinggi
atau bumi yang akan segera menguburku hidup
pelan-pelan memori lama bermunculan
di terpa angin sore yang kini tak lagi bersahabat

nafas-nafas yang kini memberat tak mampu mengimbangi alunan udara senja
atau jiwa-jiwa yang mulai pupus berusaha bertahan dalam kesepian
lalu apa yang lebih ironi dari matinya sebuah jiwa di tubuh yang hidup
lalu apa yang lebih dramatis dari hilangnya harapan hidup manusia

akankah masa itu datang kembali
disaat tawa kita lepas bagai burung di atas pohon itu
atau haruskah aku menunggu mu di seberang jalan ini
pada akhirnya kita harus berdamai dengan rasa takut
atau sekedar berserah diri
demi harapan yang tak sampai
demi mimpi yang terlewat

karena pada suatu saat kau akan mengerti
bahwa cinta bukan dicari , ataupun diraih
cinta hadir disaat-saat yang tak tepat
atau mungkin dia ada dalam kejujuran malam

Minggu, 23 Juni 2013

Meresapi Hitam dan Putih

Raut wajah pedas diantara sekelompok barisan yang mengaku pembela rakyat
Rakyat mana yang mereka bela ? sehingga berani membantai sesama
Mudahnya diperadukan oleh para pemilik kepentingan dalam merebut hati massa
Kadang aku kasian kepada mereka yang sok suci, di belakang berlaku seperti kecoa
Tapi aku lebih kasihan lagi kepada mereka yang reaksionis , bengis,  mereka yang kadang berani mendahului Tuhan.

Begitu juga para pejabat korup yang mesra
Mesra kepada benda dunia dan wanita mulus
Corak kehidupan yang seolah terajut rapi di luar, tapi tak begitu mengenakan di dalam
Kadang aku juga kasihan kepada anak mereka
yang hidup mewah dari tetesan darah masyarakat

Persoalan hidup memang bukan persoalan hitam dan putih
Kadang kali kita berada di ranah abu-abu
Dan kita harus memilih pada opsi-opsi yang gamang
Tapi sudah menjadi tanggungan bila kita menerjang
Meregang kubu-kubu yang menyesatkan dan membutakan
Adakalanya kita hanya melihat di tengah tanpa harus menjadi kanan atau kiri

Maka beruntunglah mereka yang masih punya hati
Hati yang mau berbagi dan mengasihi yang dikhianati dan dibodohi
Menerangkan dan bersahabat pada kegelapan
Karena kegelapan bukanlah kegelapan selamanya
Begitupun cahaya yang bersinar dari timur ke barat
Pada massa-massa yang telah ditentukan kita kan terlihat
Seberapa tepat kita berpijak dan memihak



Jumat, 24 Mei 2013

Dunia Paradoksal

terlahir berbeda membuat kita sulit berkata-kata
bertemu dan saling sapa
sapaan yang tak mudah tuk dimulai
perihal kita tidak berada dalam satu garis yang sama

peralihan massa ini akan berlalu cepat
tanpa diimbangi waktu kita berpijak
seperti orang-orang yang mendahului kita
hanya catatan-catatan yang mungkin akan bertahan sedikit lama

seperti saat kau melempar senyumanmu menyapa pagi
seperti ketika kita bertegur sapa dalam bahasa kedamaian
serasa hari itu terasa lebih sejuk dari biasanya
sampai kita kan merindukan saatnya kembali

memang karena wajah-wajah kita akan selalu berubah
di suatu hari yang lain mungkin tak akan pernah sama
ketika pertemanan kita kan teruji untuk sekian kalinya
maka inilah keresahan ku ,
dimana dunia seperti kotak yang diisi oleh nyawa-nyawa
yang suatu saat tak lagi menyimpan misteri nya

lalu ku kan berkata...
betapa paradoksnya hidup ini
setelah segala macam distorsi telah kita lalui
warna-warna yang tak secerah dahulu
atau hati yang sudah menua
semuanya telah membalut kita dalam waktu yang singkat...




Rabu, 22 Mei 2013

Book , Love and Party

Pastinya 3 kata ini tidak asing bagi mahasiswa/i UI. Ketiga hal ini seperti memiliki kolerasi yang sangat erat satu sama lain demi mengisi kehidupan selama kurang lebih 4 tahun sebagai seorang intelektual muda yang sedang bergejolak hasrat dan semangatnya. Kali ini saya akan menulis hal-hal ini yang saya rasakan belakangan ini.

Tahun ini adalah tahun relaksasi bagi saya , karena secara struktural terlepas dari beberapa organisasi formal yang mengikat dimana saya memiki tanggung jawab atas program kerja. Saat ini saya jadi seperti mahasiswa semi-pengangguran, sebentar lagi saya menjadi mahasiswa tua yang akan lebih disibukkan dengan berbagai penelitian dan kemudian menjadi sarjana muda yang belum jelas arah hidupnya, (hampir semua sejarahwan pasti mengalami fase ini). Beberapa bulan  ini memang banyak sekali kawan yang menanyakan kegiatan saya. "aktif dimana sekarang my?","lanjut di BEM my?", kebanyakan hanya saya jawab saya hanya sibuk kuliah atau menjadi mahasiswa independen sementara waktu. 

 Walaupun dalam beberapa acara saya masih sering diundang dan diajak terlibat. Saya juga mengajar siswa SMA kelas 3 di rumah pintar setiap kamis, dua minggu sekali, tapi hal itu tidak banyak menyita waktu saya. Belakangan ini saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk sekedar baca buku di depan danau , lari pagi/sore, berdiskusi dengan beberapa teman sepulang kuliah. Malahan beberapa hari ini saya lebih sering menghabiskan waktu sendiri tidak seperti tahun kemarin yang penuh dengan kegiatan bersama orang-orang baru yang saya kenal melalui organisasi dan acara.

Memang mata kuliah semester ini sangat menarik dan saya sukai, tapi berlalu begitu saja selepas perkuliahan. Kurangnya suasana diskusi bagi mahasiswa selain di kelas, mebuat terkadang malah saya lebih tertarik untuk bercakap-cakap dengan dosen yang bersangkutan selesai kelas, karena ketertarikan saya dengan beberapa penelitian. Tapi terkadang saya bosan sendiri menyimpan masalah ini sendirian, saya juga butuh seorang teman untuk berdiskusi di luar kelas. Beruntung beberapa hari yang lalu saya mengikuti lomba debat dalam bahasa inggris dadakan karena diajak oleh teman saya demi menggantikan posisi teman saya yang lain untuk mewakili sejarah , sayang kita hanya bisa tertahan di delapan besar. Tapi saya menjadi tahu bagaimana debat yang baik dalam sebuah forum dan tentunya memperbaiki bahasa saya.

Baik pergaulan di kampus maupun di luar lingkup kampus, beberapa teman seolah sibuk sendiri dengan dunia mereka , ada yang sibuk dengan proyek, sibuk nongkrong sana-sini dan beberapa memilih untuk sibuk menghabiskan waktunya dengan pacarnya. Menjadi ironis memang ketika kita banyak memiliki teman namun lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Kemudian tak sedikit teman yang menyarankan saya untuk segera memiliki wanita maksudnya segera memiliki pacar agar tidak terlalu kesepian katanya. Terkadang saya tertawa sendiri kalau disarankan seperti itu. 

Butuhkah saya seorang pacar ?

Pertanyaan ini sangat menganggu jika terus dipikirkan, Kalaupun saya butuh seorang teman wanita , saya sudah banyak sekali memiliki teman wanita , tapi pertanyaan selanjutnya adalah " teman wanita spesial ?" , saya jawab "banyak teman wanita saya yang spesial bagi saya?". Namun yang mereka maksud adalah satu teman lawan jenis yang intim, biasa kita menyebutnya seorang pacar atau kekasih atau GF (girlfriend). Saya kira dalam masalah ini saya banyak melihat masa lalu saya sebagai guide line langkah saya selanjutnya. Saya sering dinilai orang yang terlalu banyak pertimbangan dalam hal ini, ya memang begitu adanya. Saya kira permasalahan ini bukan sekedar untuk bersenang-senang saja sehabis itu dilepaskan dan dilupakan. Terlepas dari itu masalah lain adalah ketidak cocokan dalam beberapa keriteria , bagaimana seorang wanita yang hendak saya kencani sering kali tidak bisa memahami pemikiran saya atau sebaliknya. Mungkin bagi saya sulit sekali untuk cross path dengan perempuan yang memiliki passion dan pemikirannya yang sama. 

Menjadi sesuatu yang dilematis ketika memang di  zaman yang seperti ini dimana orang yang justru tidak memiliki pacar dipandang sebelah mata atau biasa dibilang tidak laku. Padahal itu sama sekali tidak benar. Banyak saya lihat mahasiswa yang jauh lebih berprestasi karena mereka menyibukan diri dengan banyak kegiatan positif , tidak hanya itu terkadang paradigma pacaran itu sendiri yang menjadi paradoks. 

Terkadang saya memiliki pikiran buruk atas karakter perempuan saat ini ,seperti mereka hanya mencari keuntungan atas suatu hubungan, hal ini akibat dari banyaknya wanita yang mencari lelaki yang mapan saja, tak perduli seberapa baik dan seberapa pintar lelaki itu. Demi memenuhi kebutuhan konsumtifnya yang semakin beragam , tak heran bila banyak ayam kampus dan mahasiswi simpanan politikus saat ini. Begitupun dengan perempuan-perempuan baik yang saya kenal , tak sampai hati saya kalau harus menyakiti mereka misalnya.

Dari beberapa teman yang saya kenal , saya melihat banyak sekali fenomena. Ada yang merasa memiliki teman spesial adalah sebuah kebutuhan primer bagi dirinya , dan ada yang sangat menutup dari hal itu. Kalau  saya pribadi lebih kepada take it easy. Saya melihat hal ini lebih kepada dengan siapa kita hendak memiliki hubungan serius , karena bagi saya memiliki pacar berarti kita memiliki tanggung jawab sosial yang lebih, dimana kita tidak hanya mengembangkan diri kita, tetapi juga kepada pasangan kita. Saya kira sebuah hubungan yang baik harus dilandasi dengan sebuah niat yang baik juga. Kalau pacaran hanya sebatas pemenuhan atas status atau hasrat belaka maka bisa dipastikan hubungan itu tidak akan bertahan lama dan akhirnya hanya akan melukai satu sama lain. Hal ini sangat terbukti kepada teman saya yang memiliki pacar dengan orientasi hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan fisik misalnya, saya melihat hal ini seperti pasangan pesakitan dan menghilangkan esensi romantisme dari hubungan itu sendiri.

Tidak sedikit teman yang menyarankan "bersenang-senang lah dulu my , mumpung masih muda kita cobain dulu biar nanti elo kalo udah merried kaga penasaran lagi" atau "cewek zaman sekarang mah my gampang lah , masa gue aja bisa lo gak bisa sih , jangan kelamaan jomblo lah lo" ya kira-kira seperti itu atau beberapa teman yang mikir kalau setiap kali saya jalan dengan teman lawan jenis selalu dikira sebagai teman kencan saya, dan saya selalu gonta-ganti pasangan. Saya rasa sempit sekali jika kita terus berfikir seperti ini ,dan menanggapi gosip itu. Padahal hidup jauh lebih menarik dari sekedar hal itu.

 Di satu sisi sebagai seorang pemuda normal di abad 21 ini saya tidak munafik dengan memungkiri adanya kebutuhan fisik dan hasrat biologis dalam diri saya, namun saya kira terlalu jahat apabila semua itu menjadi orientasi saya dalam membangun sebuah hubungan perkenalan yang berlanjut menjadi suatu hubungan lebih lanjut. Dan juga terlalu mainstream bagi saya kalau saya harus ikut kearus pergaulan bebas yang berkedok pacar dewasa ini. Entah mengapa hal ini lama-kelamaan menjadi paradoks dalam hidup saya.

 The tragic of life apabila ketika saya memiliki suatu hubungan namun malah menjadi hambatan bagi saya, sebagaimana hubungan yang sudah-sudah sering kali menjadi batasan bagi saya dalam mengembangkan diri. Saya memang terkadang memikirkan perempuan yang ideal menurut saya yang seperti apa , tapi saya kira itu mungkin tidak akan saya temukan cuma-cuma.  Memang sulit menemukan wanita yang ideal dalam porsi saya ini. Tentunya selain fisik yang ideal , dia tentunya memiliki pemikiran yang ideal juga bagi saya , mungkin wanita yang seperti itu hanya bisa saya temui apabila saya sudah mencapai pada suatu level yang sama dimana saya sudah mengembangkan diri saya jauh dari apa yang ada saat ini atau juga mungkin tidak saya temui dalam kehidupan ini , saya tak mau ambil pusing dan lebih mempasrahkan diri saja saya kira itu lebih baik daripada kita menjadi depresi dengan segala fenomena hidup. 


Senin, 06 Mei 2013

What the girls want ?

Hey blog , kali ini berbeda dari sebelumnya saya mencoba mengulas hal lain yang sering bersentuhan langsung di hidup saya . yaitu persoalan hubungan dengan wanita .

Dalam tulisan ini memang saya tidak meneliti secara ilmiah atau menggunakan metode-metode yang lebih akurat seperti kuesioner dalam menggambarkan persentasi secara umum terhadap masalah ini. Dalam tulisan ini saya lebih menitik beratkan berdasarkan wawancara atau dialektika saya kepada beberapa teman wanita saya, dan pengamatan saya secara empiris. Dalam tulisan ini saya mencoba menemukan "what the girls want?"  dan "what the girls need?". Saya senang sekali bisa mengamati gejala kaula muda dalam lingkup saya , dan membuktikan apakah itu relevan dengan teori yang saya pikirkan (sudut pandang sebagai laki-laki normal).  Saya sangat berharap adanya kritik dan saran atas tulisan saya kali ini secara personal dalam diskusi ala warung kopi.

Di era ini kita beranggapan bahwa populasi wanita lebih banyak dari laki-laki , ternyata setelah saya telusuri justru lebih banyak laki-laki ketimbang wanita . Dalam keterangan tertulis dari BPS yang diterima INILAH.COM di Jakarta, Senin (16/8), disebutkan rasio jenis kelamin penduduk Indonesia berada pada angka 101 dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 119.507.580 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 118.048.783 jiwa. Oleh karenanya anggapan wanita akan lebih kompetitif dalam mendapatkan laki-laki masih bisa dipatahkan juga , karena yang terjadi di lapangan sebenarnya , tetap laki-laki yang lebih kompetitif.

Di kalangan kampus, saya melihat banyak wanita-wanita yang secara fisik proporsional dan dari segi materi berkecukupan ( mid-high class ) banyak berpasangan dengan laki-laki yang secara fisik tidak proporsional . Dari sini kita melihat memang wanita tidak melulu membutuhkan laki-laki yang secara fisik proposional ataupun memiliki kriteria tampan. Memang dilihat dari jumlahnya wanita cantik lebih mudah dijumpai daripada laki-laki yang tampan di kampus hal ini secara empiris wajar saja terbukti karena kaitannya wanita lebih banyak yang menjaga penampilannya ketimbang laki-laki.

Berdasarkan diskusi saya dengan teman saya , wanita hanya ingin sekedar mengagumi laki-laki tampan, baik hati , cerdas dan famous , bukan berarti mereka harus berharap lebih untuk sekedar mendapatkannya walaupun mereka mengenalnya dengan baik. Walaupun tidak menutup kemungkinan mereka untuk membuka hati , tapi jauh dari rasa itu mereka lebih akan tertantang untuk mendapatkan laki-laki yang biasa saja. Meski begitu tak semua wanita terpikat pada materi yang ditawarkan laki-laki. Hanya saja mereka melihat nilai-nilai lain dari laki-laki yang biasa-biasa saja. Seperti kecocokan komunikasi , dalam percakapan mereka memiliki umpan yang baik , ringan dan lucu .

 Tidak hanya laki-laki yang sulit menebak pemikiran wanita , namun begitupun wanita juga rumit dalam memahami pemikiran laki-laki. Wanita terkadang kurang suka bahasan laki-laki yang mungkin terlalu berat bagi mereka ,  mungkin juga tidak satu selera atau hobby . Dalam suatu hubungan ada satu bahasa yang saling menghubungkan komunikasi dua arah yang saling membangun. 

Dewasa ini kita sering sekali mendengar istilah Friendzone , namun apa yang salah dari istilah ini ? saya kira kita  seharusnya meluaskan cakupan friendzone kita (lingkup persahabatan yang sehat) . Namun konteks friendzone ini dimaknai lain , mereka yang berharap memiliki status lebih dari sekedar teman atau sahabat dan memutuskan untuk menyatakan perasaannya dan kemudian ditolak oleh calon pasangannya. Maka dia merasa dia hanya di ranah Friendzone.  Lalu apa yang salah dari kasus ini ?

Mungkin secara mental dia  sudah merasa worth it untuk mendapatkan status yang lebih dari sekedar teman dengan harapannya. Namun banyak wanita yang merasa dia tidak cocok karena perlakuan dia selama ini terlalu baik baginya , atau dia sudah terlalu nyaman dengan pertemanannya. apakah ini murni atas keminderan dari sang wanita? saya rasa tidak , banyak faktor dari penolakan ini.

Kebanyakan wanita tidak terpaku oleh kriteria atau tipe lelaki tertentu seperti lelaki yang tidak merokok misalnya , tapi apabila merasa suka maka dia akan mentidak pedulikan lagi masalah rokok itu. Kebanyakan dari mereka lebih bebas dalam memberikan penilaiannya , selagi mereka merasa nyaman dalam mengenal lebih jauh . kebanyakan mereka lebih memilih laki-laki yang apa adanya dalam artian dia tidak menggunakan topeng dan tetap menjadi dirinya sendiri. You are as you are. Dan mungkin itu sepadan dengan kekurangan wanita itu sendiri , even human try to be perfect . Jadi wanita akan lebih mengapresiasi kejujuran kita atas diri sendiri. Wanita juga tidak suka di compare dengan wanita lain.

Wanita memang suka perhatian , tetapi perhatian yang berlebihan hanya akan membuatnya merasa terganggu dan akhirnya memalingkan perhatiannya kepada kita . Do your own Bussiness ! . Tetapi sekali dia memberikan perhatiannya kepada mu , setiap kata yang dikeluarkannya ingin di dengar sampai selesai. itu adalah bentuk penghormatan terbesar baginya. 

Singkatnya wanita lebih tertarik dengan laki-laki yang sungguh-sungguh menghampirinya dengan gentle dan apa adanya tanpa dibuat-buat . Dan memberikan waktunya untuk berbagi masalah-masalah yang dihadapinya . Wanita melihat hal-hal kecil yang kadang dilewatkan oleh laki-laki. Sampai-sampai mereka menyukai hal-hal yang simpel dari laki-laki . 

Yang terakhir adalah semua itu tergantung dengan perspektif dan selera anda . Karena Sesuatu yang layak untuk dimiliki adalah ketika memang kita sudah layak untuk mendapatkanya , you should worthy for  getting it as your self.

Kamis, 25 April 2013

Bicara soal KEMATIAN

Kalau saya perhatikan di lingkungan pertemanan saya , ketika kita berbicara persoalan yang berujung pada topik kematian atau meninggal atau lepasnya ruh dari raga rasa-rasanya orang akan menghindari topik seperti itu dan mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain. Mereka seolah tidak ingin kematian menghampiri mereka karena bicara soal itu atau mereka memang tidak ingin mengingat hal itu . Dan kemudian hal ini menjadi sangat tabu dibicarakan oleh para pemuda .

Jarang kita sadari bahwa kematian itu akan datang dengan sendirinya cepat atau lambat , siap atau tidak siap . Dulu saya pernah mengulas kematian sebagai gerbang awal kehidupan baru sewaktu SMP , saya ingat pokok utama tulisan saya itu mengacu kepada kesiapan kita dalam mempersiapkan kematian sebagai langkah awal kehidupan di masa mendatang. Terlepas dari ingatan saya itu , saya menulis seperti ini bukan berarti saya sepenuhnya siap akan menghadapi maut . Namun yang saya fokuskan adalah orientasi kehidupan manusia pra kematian . 

Jika menelisik kehidupan saya sebagai mahasiswa saat ini , kesehatan sukar didapati , faktor-faktornya akan saya jabarkan dalam tulisan singkat ini . Walaupun saya sering kali dipandang oleh teman-teman sebagai yang aktif dalam menjaga kesehatan seperti tidak merokok , suka olahraga (jogging , running , dan renang) , namun tetap saja tidak bisa dipastikan saya adalah orang yang sehat jasmani seutuhnya . Pertimbangannya adalah kebersihan lingkungan , pola makan , dan gaya hidup .

Kota Jakarta sebagai kota yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Kota Jakarta tidak membuat masyarakatnya aware akan kebersihan. Permasalahan sampah , air , dan transportasi adalah masalah besar yang sukar untuk diatasi (bukan berarti mustahil). Lingkungan yang tak sehat akan memperkecil angka harapan hidup masyarakat yang ada di kota tersebut. Hilangnya kawasan hijau yang menjadi paru-paru kota digantikan oleh bangunan pemukiman dan sarana belanja adalah hal biasa di kota ini yang diisi oleh orang yang penuh dengan toleransi dan maklum dengan masalah lingkungan. Pernahkah kalian berjalan kaki di sisi jalan besar kota Jakarta , yang anda temui adalah gugusan debu dan asap kenalpot kendaraan umum yang sangat mengganggu. Terlebih kemacetan menambah jumlah polusi yang ada . Pengelolaan sampah pun demikian buruknya disini , tak ada niatan pemerintah kota untuk menggalakan suatu cara baru untuk mengatasi masalah ini dengan mental masyarakat kota yang tidak siap menghadapi urbanisasi . Karena sesungguhnya masyarakat yang urban adalah yang peka terhadap masalah perkotaan. Di Jepang dan China sampah merupakan salah satu asset negara karena bisa dijadikan produk baru yang sangat bermanfaat bisa kita saksikan sendiri dengan daya produksi mereka di pangsa pasar negara kita. Nah sebab itu Kebersihan Lingkungan saya masukan dalam daftar faktor penyebab "Kematian".

Sebagai mahasiswa yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri otomatis saya butuh untuk membeli makanan di para penjual makanan. Permasalahannya adalah dimana penjual makanan saat ini yang sering saya jumpai tidak terlalu memperdulikan ke-hygienis-an dan kualitas makanan yang dijualnya. Kita tahu bahwa saat ini makanan yang beredar dipasaran sangat sulit untuk dibedakan kualitasnya dan mengandung bahan-bahan yang tidak jelas. Sebut saja mie , baso , sossis dan lain-lain , kemudian juga cara pengolahan mereka yang mungkin asal jadi , dengan peralatan yang jarang dibersihkan , dengan minyak yang jarang diganti (dalam kasus ini penjual gorengan) , dan lagi air yang kita minum seperti es yang terbuat dari Es-es balok yang sering kita konsumsi adalah terbuat bukan dari air yang bersih dan mengandung banyak bakteri sehingga mudah menggangu sistem imune kita . Terlebih kepada yang suka mengkonsumsi Junk Food , jelas hal itu akan mudah merusak fungsi-fungsi organ tubuh kita bila dikonsumsi secara terus-menerus. Hal ini  mungkin saja tidak langsung membuat kita sakit dan mati seketika namun jika lama-kelamaan hal ini akan menjadi sumber penyakit untuk kita karena kadar toxic yang menumpuk tak seimbang lagi dengan daya tahan tubuh kita. hal inilah yang saya indikasikan sebagai salah satu faktor yang dapat membunuh kita secara perlahan dewasa ini .

Mungkin ada baiknya jika kita mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat , sayur-sayuran dan buah , kemudian juga kurangi makan nasi dan variatifkan menu makanan. Karena nasi atau beras itu adalah makanan pokok yang mengandung kadar gula paling tinggi diantara makanan pokok lain seperti sagu , kentang ,dan gandum .

Memang ilmu pengobatan saat ini sudah sangat maju , berbeda dengan abad ke 17 misalnya , dimana flu saja bisa membunuh kita , terlebih malaria , cacar dan lain-lain . Sanitasi yang kurang baik sering kali membawa wabah yang bisa membunuh satu kampung. Sekarang sudah tidak lagi seperti itu walau di daerah-daerah terpencil di Indonesia yang akses kesehatannya terbatas masih menjadi peramasalahan lain. Tapi coba kita perhatikan kembali masalah pelayanan kesehatan di Jakarta. The Big Question nowaday is why there was a lot of peoples go to penang or singapur to get a medical treatment ?

Ya tak bisa kita menutup mata lagi , memang pelayanan kesehatan disini belum terkelola dengan baik , dari segi pelayanan administrasi , sampai pada tenaga medis yang terlatih dan bermoral. Berangkat dari pasien adalah pemasukan utama rumah sakit memberikan persepsi bahwa tidak semua orang sakit dapat menjadi pasien yang dilayani dengan baik oleh rumah sakit. Urusan jaminan kesehatan untuk orang miskin memang sedang dibenahi kembali oleh Gubernur Jakarta terpilih saat ini. Tapi dari yang saya perhatikan dengan urusan asuransi pun terakadang masih berbelit-belit. Dokter yang tidak memegang teguh janji seorang Dokter ketika sedang berpraktek juga berpengaruh buruk terhadap pasien. Salah diagnosa , mal praktek bukan lagi berita yang jarang kita dengar. Saya terkadang lebih memilih untuk mengkonsumsi obat herbal daripada harus pergi ke dokter di rumah sakit , selain mahal juga belum tentu mendapat pelayanan yang baik.  Itulah mengapa orang yang merasa punya uang lebih , akan memilih berobat ke luar negeri , bukan berarti di Indonesia tidak bisa meninggal ketertinggalan dan lain sebagainya. Tapi hal ini lebih kepada kaidah-kaidah pelayanan yang baik yang perlu diperbaiki , singkatnya lebih memanusiakan manusia , sikap tolong menolong sudah mulai meluntur seiring dengan ketamakan manusia atas materi dewasa ini .

Kembali bicara soal kematian , sebenarnya kematian yang lebih mengerikan adalah dimana ketika Jasad kita hidup namun hati kita yang mati. Kita tidak lagi bisa melihat lagi kebenaran atau keburukan yang kita lakukan . itu adalah penderitaan yang banyak orang tak menyadarinya . Matinya sebuah bangsa bisa ditentukan oleh matinya hati-hati para pemudanya . Kita sudah bisa melihat hal ini sejak kita muda , kita lihat pergaulan-pergaulan yang berkembang di sekitar kita , dengan kata lain kita adalah bagian dari kemajuan generasi kita . bila lebih banyak pemuda yang sakit maka akan lebih menderita lagi bangsa ini di masa yang akan datang. sebagai contoh adalah budaya konsumerisme yang tinggi saat ini tidak diimbangi dengan Industri yang dimiliki oleh negara , sehingga semua yang dikonsumsi adalah produk asing , ketahanan ekonomi dipertanyakan di kemudian hari akibat efek domino dari berbagai masalah ini. Kita terlalu ketergantungan akan produk asing. Bicara soal moral terlebih lagi , manusia Indonesia lebih suka dengan simbol dan slogan sejak dulu . Padahal hal itu tidak akan mempengaruhi siapa sebenarnya kita . Jadi orang yang memiliki kepribadian adalah barang langka di negeri ini . semua suka ikut-ikutan , bahkan media sering kali mengarahkan opini sehingga masyarakat pun mengekor dan membebek sejadi-jadinya . Saya tidak tahu kalau kemudian hari peranan media akan kembali menjadi netral atau tidak , mungkin kita harus merevisi kembali kebebasan pers kita agar tidak kebablasan .



Selasa, 23 April 2013

Korelasi Fenomena Eyang Subur dengan Nasib Bangsa

Belakangan ini kita disuguhkan oleh pemberitaan tentang eyang subur yang dituntut oleh mantan pengikutnya karena menyesatkan mereka selama bertahun-tahun . semua mata dihadapkan dengan persoalan itu sehingga masalah - masalah yang lain terlupakan . kita jadi terlupa masalah Ujian Nasional , kenaikan harga BBM dan lain-lain yang lebih krusial ditinjau dari kepentingan bermasyarakat . Namun dari permasalahan ini jarang kita memperhatikan ada suatu kolerasi yang kuat antara kepercayaan sebagian masyarakat Indonesia yang masih gemar mendatangi sesuatu yang bersifat gaib atau sesat dengan kelangsungan hidup dan nasib bangsa Indonesia. Dalam tulisan ini saya berharap pembaca dapat menemunak benang merah apa yang saya maksudkan sebagai keterkaitan kedua hal itu.

Menelisik permasalahan ini bukan rahasia jika sudah sejak zaman dahulu sebagian masyarakat Indonesia meyakini mitos dan ilmu-ilmu gaib dan hal ini dianggap wajar bahkan sampai ketika Islam masuk dengan cara yang damai. 

Jika kita lihat bahkan di Eropa pun banyak penyihir di masa sebelum "dark age" yang kemudian hari habis dibantai dan diburu karena selalu menjadi kambing hitam atas permasalahan hidup masyarakat eropa seperti penyakit kolera,cacar dll.  Bahkan banyak yang menjadi korban fitnah setelah itu . Sehingga semakin habis lah praktek perdukunan pada masa itu di eropa . bagaimana di Indonesia ?

Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam , terlepas dari setiap kehidupan 5 agama yang diakui oleh negara , masih banyak masyarakat yang memiliki keyakinan lain . Jika pada pencatatan penduduk secara sipil mereka memiliki agama itu tidak semuanya benar secara empiris . Karena pada hakikatnya seseorang dapat dikatakan beragama jika hanya dia menjalakan kehidupannya berlandaskan pedoman agamanya tersebut . Namun yang menarik disini ketika justru mereka sangat bertentangan dengan apa yang diyakini . mereka mempercayai keberadaan Tuhan , namun meminta kepada kuburan , mereka meyakini Surga dan Neraka namun mereka menaruh harapan hidup kepada yang tidak sepatutnya .

Jika kita menilisik kasus Eyang subur secara lebih kritis dan komperensif maka ditemukan bahwa sejumlah pengikutnya adalah orang-orang penting seperti orang yang ada di  Jajaran pemerintahan , Tentara , orang parpol dan artis . Dari sini terlihat mereka sangat tunduk dengan eyang subur karena dianggap magis . Mereka saja yang secara materi jelas "berada" percaya terhadap hal-hal seperti itu dengan mengesampingkan nalar dan akal sehatnya , apalagi masyarakat awam dan kelas rendahan ?

Fenomena eyang subur bagaikan fenomena gunung es , karena seperti yang kita ketahui bahwa orang -orang yang dianggap ahli dalam urusan gaib seperti orang pintar , paranormal , dan dukun itu banyak sekali di Indonesia . bahkan mereka mengiklankan jasanya di televisi tanpa segan . Jelas ini akan mempengaruhi mental masyarakat yang tak kuat Iman untuk mencari jalan singkat menuju kekayaan.
maka tak ayal jika bangsa ini menjadi bangsa yang rapuh karena masih percaya dan mengandalkan hal-hal seperti itu , secara otomatis akan mempengaruhi alam bawah sadar mereka dalam bersikap dan menjalankan perannya di masyarakat .

Jika hal ini bisa di clearkan oleh MUI , maka setidaknya masyarakat muslim akan lebih berhati-hati dalam mencari kebenaran yang diperoleh dari guru spritual misalnya . Sebenarnya yang menjadi masalah sesat adalah mereka yang tidak berfikir melalui rasio untuk mencari jalan-jalan yang tepat keluar dari permasalahan hidupnya secara manusiawi . saya katakan manusiawi karena sejatinya manusia diciptakan dengan Akal agar mau berfikir dan mencari cara yang logis agar mampu mengatasi masalah . Bukan mencari jalan keluar berdasarkan intuisi semu yang berpangkal pada alam lain . 

Saya mendambakan Indonesia dengan masyarakat yang lebih pluralis , yang mau bersatu padu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang luhur . saya mendambakan pemimpin yang berusaha keras dengan cara yang tepat untuk mendapatkan kekuasaan berangkat dari keresahannya atas permasalahan masyarakat .  Saya mendambakan para pemuka agama yang mengajarkan kebaikan dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan . saya berharap masyarakat Indonesia memiliki pendirian yang kuat dalam menghadapi cobaan dalam kehidupannya.

Saya meyakini suatu saat bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kokoh jika sudah meninggalkan pemikiran kuno itu , kita berdiri atas keyakinan-keyakinan yang kuat berasaskan Ketuhanan YME dan nilai-nilai kehidupan yang luhur sesuai kodrati lahiriah manusia yaitu Inklusi rasionalitas . Saya kira apabila masyarakat Indonesia mau berfikir dari fenomena ini dan mulai meninggalkan kegiatan dan keyakinan yang seperti itu . Bukan menjadi isapan jempol jika bangsa ini menjadi bangsa yang maju dikemudian hari . Maka dengan sendirinya mental bangsa akan lebih siap menghadapi permasalahan, baik masalah internal negara (korupsi , pangan , kemiskinan dll) dan masalah global yang ada di depan mata , karena sejatinya budaya itu dibentuk oleh manusia dan membentuk manusia. . Bukan tidak mungkin nasib bangsa ini bisa berubah dengan cara-cara yang tak satu setan pun dapat mengerti . 


Fahmy yusuf
pkl 18.16
23/04/2013
UI Depok

 

Selasa, 26 Februari 2013

catatan biasa : era baru

           Setelah dua minggu memasuki perkuliahan semester empat , banyak perbedaan yang kali ini terjadi , mulai dari mata kuliah sampai teman-teman . aku merasa cukup lega karena sudah terikat dalam organisasi manapun dalam kampus , yang sekarang ini terlihat lebih lesuh dan tak menggairahkan . kali ini aku akan fokus ke pelajaran dan rencana studi ku ke depan . Mungkin juga tidak baik menjadi orang yang tiba-tiba saja menutup diri dari kegiatan manapun , namun hal ini harus diambil dengan sikap tegas mengingat di tahun depan aku bertekad untuk mengambil course atau exchange di luar selama beberapa bulan . aku kira ini cukup relevan . Urusan ku dengan teman-teman di kampus juga bisa lebih ku perbaiki karena banyak waktu luang yang bisa untuk sekedar menghabiskan waktu bersama. Mungkin tahun ini adalah era baru untuk ku merubah pola belajar dan lain-lain .

              Mata kuliah semester ini cukup menantang , diantaranya Sejarah Diplomasi , Pemikiran Filsafat , Sejarah  Agraria , Sejarah hub AS - Timteng , sejarah komunikasi politik dan sejarah perkembangan Ekonomi . Jelas dalam mata kuliah ini banyak mengacu kepada sumber-sumber internasional , kredibelitas kita kembali diasah sedemikian rupa . Hari ini kelas Agraria pun terasa sangat menarik , aku kira dosen kali ini mas Iskandar juga yang memang pandai mengangkat topik dan membahas secara ringan tentang sejarah petani di abad ke 18 . besok aku menjadi juri dalam sebuah acara di luar kampus , rasanya berat juga meninggalkan pelajaran filsafat dan sejarah ekonomi yang diajar oleh mas bondan .

               kemarin kabel adaptor ku rusak , jadi aku tidak bisa menyalakan laptop untuk sementara waktu , karena setelah beli kabel yang baru kemarin terbakar lagi , mungkin memang sudah saatnya beli adaptor baru . bosan juga tidak menyalakan laptop dalam satu hari yaa. 

                  Hari ini ada kejadian yang bikin miris juga , tadi setelah dari toko komputer untuk mencari kabel adaptor , aku mampir ke tempat makan untuk beli nasi goreng daging , selesai makan aku membayar ada seorang anak yg memakan sisa makanan ku , aku cukup kaget dengan ulahnya. kemudian aku beri uang kembalian dari nasi goreng tadi , rupanya aku ingat anak ini adalah anak yg dulu aku dan odit wawancarai untuk kajian saudara ku di florida yang butuh video tentang anak jalanan disini . ternyata benar yang dulu aku pernah tanyakan soal bagaimana ia mencari makan , dengan memakan makanan sisa . bahkan kucing ku saja terkadang segan memakan sisa makanan. ini adalah salah satu sisi yang jarang dipehatikan orang khususnya pemerintah , bahwa pada dasarnya UUD kita mengacu kepada nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban , namun sering kali aku melihat realitas seperti ini dari kampus ku sendiri . memang jawaban ini akan selalu ditunggu oleh mereka , begitupun kami sebagai seorang akademisi . 

tiba-tiba saja aku menjadi ingat kutipan Gie yang ini . 

"Hakikat hidup manusia adalah dapat mencintai dan dapat dicintai , serta dapat hibah hati . " kalo tidak salah seperti itu .

aku akan menghabiskan waktu beberapa menit lagi di perpusat ini ....

Selasa, 08 Januari 2013

A Long Trip , Jawa - Bali

Lama sudah ku tinggalkan blog ini karena kesibukan kampus diakhir semester , mulai dari organisasi , acara , dan UAS. Menurutku menulis blog tidak hanya soal waktu , namun juga mood atau suasana hati , karena mood mempengaruhi sekali isi tulisan , mulai dari alur dan eksperesi yang terekam , oleh karenanya penulis harus bisa menguasai isi hatinya dalam menulis , sedang merasa sedih , marah , senang atau takut kah dia harus bisa menguasai dirinya untuk terus menulis . sekian prolognya tentang sulitnya mencari timing yang pas untuk menulis , langsung kita masuk ke cerita panjang minggu-minggu belakangan ini ...

***
Chapter 1
Jakarta - Jogja

       Siang itu rabu tanggal 26 desember 2012 , adalah hari terakhir ku kuliah di semester 3 tahun ajaran 2012-2013 , hari itu ditutup dengan UAS kelas Sejarah Hubungan diplomasi Indonesia dengan Amerika Serikat. Beruntung semua tugas yang ku kerjakan berkaitan dengan soal yang diajukan dosen dalam UAS itu. Memang 2 minggu terakhir aku dibebani segudang tugas akhir semester , semua mata kuliah memberi tugas atau UAS takehome. Tugas-tugas itu pun menarik karena diberi keleluasaan dalam membahasnya , maka diantaranya ku ambil tema yang ku sukai atau ku kuasai , atau yang membuatku penasaran . Seperti tugas Takehome Sejarah Masyarakat Indonesia ( SMI ) , aku mengambil tema sejarah Masyarakat Tionghoa di Batavia dalam kurun abad ke -18 , dimana terjadi konflik sosial dan tragedi kemanusiaan pada tahun 1770 , hal ini ku pilih karena sebian sudah ku teliti dan mudah kutuliskan , adapun tugas yang tidak ku kuasai namun membuatku penasaran adalah Sejarah Maritim aku menulis tentang Perniagaan Sriwijaya sampai abad ke - 7. Walaupun menggunakan setumpuk sumber buku sekunder tentang Sriwijaya namun tetap sulit dalam mencari bahan tulisan yang pas untuk dituliskan. Tugas-tugas itu sudah  ku rampungkan , tugas terakhir adalah tugas sejarah Amerika review buku dan paper yang  selesai pada selasa malam sehari sebelum UAS terakhir. Namun ada cerita lain dibalik selesainya tugas-tugas ini jauh sebelum deadlinenya . :))

       Ya harus ku akui dalam penyeselasaian tugas-tugas ku kali ini aku mendapatkan dorongan semangat lebih karena setelah semua ini berakhir , aku akan melakukan trip panjang ke jogja , sebenarnya trip ini sudah menjadi wacana antara aku dan yuki beberapa bulan lalu . aku yang tidak sempat mengikuti perjalanan teman-teman kampus , memilih untuk melakukan perjalanan sendiri dengan teman-teman lama , namun yang bisa hanya yuki rupa-rupanya , dan memang sudah lama aku ingin mengunjungi Rizka di Jogja , dia selalu menuntut janji ku untuk main ke sana , dan memang aku sebelumnya belum pernah memutari kota Jogja , hanya pernah ke Candi Prambanan saja bersama keluarga dulu .
   
     Setelah UAS selesai aku langsung pulang ke rumah , sepertinya memang tidak ada waktu untuk langsung berangkat pada hari itu , jadi ku putuskan untuk istirahat dan keesokan harinya berangkat ke jogja. Namun aku mengkhawatirkan halangan-halangan yang mungkin terjadi esok hari , terlebih kegelisahan yuki untuk packing karena sebelum berangkat ke jogja kita ditawari Surya untuk ke Bali , namun kaka ( Rizka triana) yang awalnya ragu untuk ikut ke Bali bahkan memilih untuk pulang ke Jakarta tiba-tiba menjadi semangat mengajak kita ke Bali dengan plan-plan yang telah dia persiapkan.

       Pagi itu , tanggal 27 desember hari kamis , aku yang sulit untuk tidur semalamnya bangun jam 8 pagi dan bergegas untuk membeli tiket di terminal lembang Ciledug. Namun sesampai disana sudah kehabisan tiket bus Sinar Jaya yang berangkat ke Jogja , adapun bis lain menawarkan dengan harga yang dua kali lipat lebih mahal . kemudian bapak penjual tiket menawarkan untuk membeli tiket ke Purworejo terlebih dahulu . Sebelumnya aku minta yuki untuk memastikan jarak Purworejoo-Jogja melalui GPS di telpon , setelah mempertimbangkan perjalanan alternative tersebut akhirnya aku beli dua tiket seharga @65ribu untuk bis executive sinar jaya ke Purworejo , itu pun tinggal 4 tiket lagi , dua di depan dan dua di belakang , aku pilih yang di depan di belakang sopir . kemudian nanti akan disambung lagi sekitar 2 jam paling lama sampai jogja . Setelah beli tiket aku kembali pulang ke rumah untuk istirahat dan menunggu jam 3 sore , bis berangkat diperkirakan jam 4 dari terminal .

    Jam 2.30 siang ku nyalakan motor langsung ke rumah yuki untuk menjemputnya , tapi sesampai disana dia masih belum selesai mandi , aku bertemu kakanya ka hana dan dia meminta pada ku untuk tidak pergi ke bali karena terlalu beresiko melalui jalan darat dan saat-saat highseason seperti ini bali menjadi padat sekali , ketakutan itu aku anggap wajar dan aku iyakan saja . karena ini bukan keputusan final kami , dan masih akan dibahas lagi nanti setelah sampai di jogja dan bertemu kaka. Tak lama yuki keluar dan diapun menanggapi saran kakanya dengan jawaban serupa . dan rupa-rupanya dia sudah packing untuk dua destinasi , jogja dan bali untuk backup plan , bawaan dan tas cariernya pun lebih besar dari yang ku bawa , cukup untuk dua minggu.

  Jam 3.30 kita langsung meluncur ke terminal namun ternyata bis baru ada jam 4 dan berangkat jam 5 , ternyata memang ngaret dan kita menunggu cukup lama di terminal yang padat itu  . Sebelum berangkat kita beli nasi padang dulu untuk jaga-jaga di bis nanti mungkin tak sempat beli makan. Bis keluar melalui jalan Bintaro memasuki jalan tol dan perjalanan ini resmi dimulai . Aku dan yuki menghabiskan waktu dengan mengobrol dan membaca buku sepanjang perjalanan , utamanya tentang passion , sejarah dan film. Aku membawa buku tentang Kisah para pilot Kamikaze dan yuki membawa buku Davinci Code yang tebal .  Jam 8 malam kita makan nasi padang yang sudah dingin yang kita beli tadi sore . Kemudian beberapa kali bis ini berhenti di pool untuk istirahat , banyak para penumpang yang solat dan ke toilet . Untuk menghemat tenaga ,  berusaha untuk tidur namun sulit juga ternyata , akhirnya aku coba untuk minum antimo setengah , dan yuki juga setengahnya lagi . Jam 10 bukannya tidur kita malah dibangunkan oleh film yang disetel di layar tengah , film wayang golek berbahasa jawa , sumpah itu lawakan lucu banget . ditengah-tengah film kita mungkin baru saja memasuki kota jawa tengah , dan kami melihat keluar bis ada pasar malam yang disatu sisinya menampilkan pertunjukan wayang golek yang serupa dengan yang kami lihat dilayar tengah bis. warga yang menonton mungkin utamanya petani sana karena kanan kiri aku hanya melihat ladang dan rumah . aku begitu menikmati suasana malam itu melihat perjalanan dengan leluasa karena di depan , sementara yuki sudah tertidur dengan lelap . tak lama aku tidur juga mungkin jam sudah menunjukan jam 1 malam .

 Terbangun jam 4 pagi kita sudah melewati gombong dan karang anyar kita memasuki kota kebumen , aku jadi teringat teman ku yang berasal dari kebumen dan mencoba membayangkan bila aku adalah dia dan tinggal di kebumen , aku sering memikirkan hal itu setiap kali aku masuk ke kota baru di sepanjang perjalanan . di kanan kiri masih bisa dilihat persawahan dan sesekali terlihat pantai di kejauhan . bus terus melaju , namun beberapa penumpang ada yang diturunkan dijalan karena sudah sampai dikampung halamannya.yang menarik adalah saat mereka turun dari bis langsung dikepung oleh tukang ojek yang menawarkan jasa , aku sampai tertawa sendiri melihat hal ini . tukang ojek benar-benar melakukan sebuah persaingan sempurna dengan mengejar-ngejar calon penumpang layaknya zombie yang lapar. disana juga aku melihat kehidupan pasar-pasar yang kita lalui jam 5 pagi yang sudah mulai ramai dengan pembeli . seru sekali .

Sesampainya di Purworejo aku menunggu bis Sinar jaya yang melanjutkan perjalanan ke Jogja sambil mengganjal perut dengan lontong dan tahu dari seorang ibu yang berjualan , dengan menambah ongkos 30rb untuk dua orang kepada penjaga bis disana kami melanjutkan perjalanan . melewati  Purwodadi kemudian Wates kita memasuki Jogjakarta dengan waktu tempuh kurang dari 2jam , kita turun di Terminal Giwangan , padahal akan lebih dekat jika seandainya pemberhentian terakhir di terminal gombong kata kaka .  selanjutnya aku dan yuki mencari shelter Trans jogja , hal yang koplak adalah ketika ada seorang disana malah menawarkan hotel . kita menunggu Trans Jogja di shelternya cukup lama , setengah jam mungkin , padahal carier yang kita bawa cukup berat untuk berdiri selama itu haha . Trans Jogja memiliki system yang hampir sama dengan trans jakarta yaitu tidak menurunkan penumpang selain di shelternya , kita bisa memutari jogja dengan ini , namun secara infrastruktur jauh berbeda , dia tidak memiliki jalur sendiri dan tidak senyaman dengan yang di Jakarta. Yang lucu adalah mas yang memberitahukan nama shelternya dengan bahasa dan logat jogja yang sangat khas , namun sulit di cerna telinga.