Sabtu, 19 Mei 2012

Pilihan- Pilihan Rumit di Umur 19

Aku tidak jadi kuliah tahun itu , setelah lulus SMA , sempat juga mencari beasiswa ke universitas swasta namun gagal . Akhirnya aku mencari kesibukan sendiri di tahun itu , aku mulai belajar berdagang , berdagang di Internet di salah satu web paling terkenal di Indonesia untuk soal jual-beli , aku belajar banyak dalam hal transaksi , tawar menawar dan kirim-kirim barang . Penghasilan ku saat itu cukup lumayan untuk pemula , bisa mencapai 2juta lebih sebulan ,bahkan aku mengerjakan itu dengan sangat santai , sibuk hanya sesekali saja saat ada pesanan barang , apapun aku jadikan bisnis saat itu , dari pakaian ,sepatu , gadget ,accesoris , dll .

Hari-hari aku nikmati dengan cara ku sendiri, uang yang aku hasilkan , aku pakai untuk makan , beli buku , aku menjadi member pada tempat sport kesukaanku , dan tentunya aku berikan kepada mama ku yang selalu kurang dalam memenuhi kebutuhan hidup , kadang mama suka menghutang ketika di akhir bulan untuk membeli keperluan sehari-hari ,dan aku tidak suka berhutang sebenarnya.

pada suatu ketika aku bertemu dengan saudara jauh ku di acara 40harian meninggalnya kakaknya nenekku,dia adalah anak dari anaknya kakak nenek ku . dia baru saja pulang dari belanda , sebelumnya aku tak pernah mengenalnya , saat itu aku bicara soal kehidupannya di amsterdam , dia bermodalkan nekat ke belanda mencari kerja sudah 3tahun , walaupun dia pendatang gelap (visa turis) namun dia bisa selamat dan bertahan disana , tidak hanya itu dia juga terlihat mapan karena pendapatannya disana yang besar , disana di gaji 8-11 euro perjam ,  yang kalau aku kalkulasikan bisa mendapatkan 30juta sebulan paling sedikit walaupun biaya hidup disana pun cukup tinggi.

Sangat kontras dengan disini yang bekerja dalam bidang yang sama yaitu waiters restoran ternama sekalipun hanya digaji paling besar 1,5juta , perbudakan aku anggap , karena mereka bekerja dengan segala tenaganya namun tidak sesuai degan pendapatannya , aku berani bilang karena aku pernah bekerja di restoran jepang namun aku resign dengan cepat karena muak dengan sistemnya.

 aku pun tertarik untuk mengikuti jejaknya , dia juga siap membantuku ketika aku sampai di belanda , kebetulan saat itu mama ku baru saja mendapatkan warisan dari hasil jual rumah nenek ku di slipi . aku rasa cukup untuk menjadi modalku merantau ke belanda , oia , sebenarnya aku tidak terlalu berharap untuk pergi kesana untuk mencari kerja , aku lebih tertarik untuk mencari kampus disana yang menawarkan beasiswa  jadi aku bisa kuliah sambil kerja , tapi itu tidak cukup hanya bermodalkan visa turis , aku butuh visa seperti teman-teman ku disana visa tinggal , sebagian besar ini adalah kemauan orang tua ku agar aku dapat kehidupan yang lebih baik, dan mereka tidak terlalu khawatir karena selain ada sudaraku disana juga ada tante ku yang siap membantu ku dalam mencari kerja  . aku sedikit lega untuk melangkahkan kaki disana , ditanah impian ku . mungkin karena aku sudah sedikit muak dengan Jakarta dan segala permasalahannya .

 aku sudah mempersiapkan paspor , apalagi ketika ada salah seorang tetangga ku yg ingin membantu dalam pengurusan visa , jadi aku bisa mendapatkan visa tinggal (bukan turis) karena aku di undang oleh orang asli belanda disana . namun ketika aku ingin mengurusnya bersama di kedutaan belanda, aku merasa heran dengan gelagat tetangga ku ini , karena dia meminta sejumlah uang dulu untuk mengurusnya sendiri , banyak yang janggal ketika aku bertanya tentang prosedur pengurusan visa dengan nya , dan itu sangat tidak sesuai dengan sistem pembuatan visa yang sebenarnya .

akhirnya aku gagalkan pembuatan visa dengannya , aku masih ada plan B apabila tidak jadi kesana , uangnya aku pakai untuk merenov rumah ku dan aku akan kuliah di PTN kali ini harus pilihan yang tepat .
aku masih ingin mengambil filsafat di UI atau HI di UIN . :)

Galih , sahabat ku dari SMP , bahkan kami sangat dekat dari dulu , sudah 6bulan lebih cepat mempersiapkan diri untuk menghadapi test SNMPTN dengan mengikuti les RONIN di Nurul Fikri palmerah , RONIN diambil dari sebuah sebutan di jepang yang memiliki makna filosofis, ronin didramatisasi sebagai samurai tak bertuan, hidup tak terikat pada tuan atau daimyo dan mengabdikan hidup dengan mengembara mencari jalan samurai yang sejati. karena biasanya orang yang lulus SMA namun tidak mendapatkan kampus idamannya suka kehilangan arah dan mencari arah kembali .

Melalui Rekomendasi dari Galih , akhirnya aku juga ikut les bersamanya walaupun pahit rasanya membatalkan keberangkatan ku ke belanda , sebenarnya aku masih bisa kesana melalui jalan gelap , yaitu menjadi penduduk tanpa visa tinggal , toh walaupun beresiko namun kecil kemungkinan untuk di deportasi asal aku bertindak wajar disana . dan orang belanda memang lebih suka mempekerjakan penduduk gelap karena bebas dari pajak tenaga kerja . Aku sudah mendapatkan pengetahuan yang cukup bagaimana cara survive disana , melalui forum internet yang ku buat dan beberapa teman  ku yang ada disana .

Aku membayar biaya les ku dengan uangku sendiri saat itu aku masih menjalankan bisnis ku . pelajaran-pelajaran yang tidak aku dapati di SMA aku dapati di tempat les ini , bersykur aku tidak terlalu naif untuk belajar sendiri di rumah , tahun lalu aku belajar sendiri di rumah dan hasilnya gagal . aku menemukan teman2 seperjuangan disini . dan banyak karakter-karakter baru kudapati  , beberapa diantaranya masih berhubungan dengan baik dengan ku sampai saat ini . persaingan nilai disini juga sangat kompteitif , aku seperti biasa masih buruk di matematika dan muak juga rasanya belajar namun pikiran ku melayang-layang .
namun aku tidak mau gagal untuk kesekian kalinya , masih ada banyak jalur masuk yang ingin ku coba tahun ini dalam batinku . sesial-sialnya pasti ada satu yang ku tembus dan harus sesuai dengan keinginanku.


to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar